xmlns:fb='http://www.facebook.com/2008/fbml' Jendela Informasi: Strategi Belajar Kooperatif dalam Belajar Mengajar

Pages

Strategi Belajar Kooperatif dalam Belajar Mengajar

BELAJAR BAHASA MELALUI KONTEKS: PEMIKIRAN VYGOTSKY

Telah sejak lama Lev Semenovich Vygotsky (1978: 118) menyatakan bahwa metode
yang paling baik untuk mengajarkan membaca dan menulis bukanlah melalui
pengajaran formal di dalam kelas, melainkan melalui situasi permainan. Selain itu,
Vygotsky menyatakan keyakinannya bahwa keterampilan menulis dan berbicara akan
berkembang apabila siswa dicelupkan dalam pemakaian bahasa ketika siswa berada
dalam situasi bermain. Pikiran yang dilontarkan oleh Vygotsky ini menyarankan bahwa
pembelajaran kemampuan berbahasa akan menjadi mudah dan menarik jika siswa
dibawa ke dalam dunia bermain yang tanpa disadari telah mendorong siswa untuk
menggunakan bahasa yang dipelajarinya secara alamiah. Ketika bermain dan berbahasa
itulah telah terjadi proses belajar bahasa yang sebenarnya. Dikatakan demikian karena
pada saat itu anak dihadapkan pada penggunaan bahasa yang utuh, berhubungan langsung
dengan kebutuhan dunia anak (relevant), bahasa yang dihadapinya bersifat fungsional,
anak berhadapan langsung dengan tujuan sebenarnya dari kegiatan berbahasa,
dan dengan penggunaan bahasa alami tersebut anak mengontrol penggunaan bahasanya.
Mengapa dunia bermain begitu berarti bagi proses belajar bahasa anak-anak?
Menurut Edelsky (1986), jika di dalam peristiwa bahasa otentik (alami) terdapat peristiwa-
peristiwa yang mempunyai makna pribadi, kesan bagi dirinya, dan makna yang
signifikan bagi diri pemakai bahasa, maka akan terjadi transaksi antara pembaca dan
teks yang dibacanya. Ketika transaksi itu terjadi, seorang pembaca akan terus-menerus
melakukan pemecahan masalah, dan sekaligus ia membangun dan meningkatkan strategi
psikolinguistik yang digunakannya dalam belajar bahasa. Melalui transaksi inilah
teks yang dibaca itu berfungsi sebagai perantara bagi perkembangan membaca dan
menulis pembelajar bahasa. Transaksi antara teks dan pembacanya ini didasarkan pada
pendapat konsep teks Halliday dan Hasan (1976:293-295) yang berpendapat bahwa teks
merupakan unit semantik dari sebuah interaksi bahasa. Di dalam teks terdapat kesatuan
makna dengan konteks, sebuah jalinan yang menggambarkan adanya hubungan yang
utuh antara fakta dengan lingkungan darimana fakta tersebut berasal.
Lebih lanjut Vygotsky melihat proses belajar bahasa sebagai sebuah aktivitas kultural
yang kompleks (a complex cultural activity). Dikatakan demikian karena di dalam
proses belajar bahasa seorang anak dicelupkan ke dalam kawah budaya yang memperkenalkan
anak ke dalam pemakaian bahasa, baik lisan maupun tulis. Di dalam masyarakat
berbudaya, anak tidak asing dengan lingkungan yang penuh dengan hasil cetakan.
Di dalam lingkungannya tersebut anak berinteraksi dan bermain dengan barang cetakan
jauh sebelum ia masuk ke sekolah. Sekolah merupakan lingkungan baru yang semestinya
melanjutkan peran lingkungan anak yang asli. Lebih dari itu, sekolah seharusnya
mampu mengembangkan dan memperluas proses pencelupan anak ke dalam pencapaian
kemampuan keberaksaraan (immersion in literacy). Sekolah dapat menjadikan lingkungan
yang berada di dalamnya sebagai lingkungan keberaksaraan yang lebih kaya
dari lingkungan asal anak sebelumnya. Di sinilah guru dapat menjadi mediator bertangan
dingin yang mampu menjadikan anak betah berada di sekolah, karena sekolah
diubah suasananya menjadi kawah pencelupan keberaksaraan yang lebih kaya dan lebih
menarik bagi anak. Kegiatan berbahasa di sekolah dikondisikan sebagai dunia yang penuh
dengan suasana berbahasa, baik lisan maupun tulis, yang otentik (authentic speech
or literary event).
Selengkapnya baca diSINI

No Response to "Strategi Belajar Kooperatif dalam Belajar Mengajar"

Post a Comment